Yang kami tulis disini adalah tentang kebenaran sejarah Syekh Abdurrauf Singkil yang selama ini di kaburi dan di manipulasi sejarah nya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, di tiap-tiap postingan sejarah yang mereka tulis bahwa Syekh Abdurrauf Singkil itu bermakam di KUALA BANDA ACEH itu SEJARAH YANG SALAH , ada juga yang menulis Syekh Abdurrauf Singkil itu Syekh Abdurrauf KUALA itu juga SALAH. Sejarah yang benarnya adalah Syekh Abdurrauf itu ada dua orang:
1. Syekh Abdurrauf Singkil.
2. Syekh Abdurrauf kuala.
Syekh Adurrauf Singkil Asal mulanya dari Pulau Samosir Danau Toba, beliau kemudian pindah/Hijrah karena waktu beliau lahir semua Babi dan Anjing di daerah itu mati sehingga penduduk disana panik dan meminta pendapat ke seluruh dukun yang berada di sekitar toba, samosir dan semua nya sepakat kalau wabah atau bala tersebut di sebabkan oleh seorang anak yang baru lahir di toba yaitu Syekh Abdurrauf Singkil (penduduk mayoritas disana Nasrani).
Dan kemudian beliau (Syekh Abdurrauf Singkil) pindah ke daerah Ladang Padi, Sidikalang. Tetapi setelah beliau tiba disana seluruh Babi dan anjing disana juga mati mendadak, setelah masyarakat menanyakan ke pemuka-pemuka agama dan seluruh dukun kampung mereka sepakat wabah atau bala ini terjadi karena kehadiran Syekh Abdurrauh Singkil disana.
Hingga akhir nya Beliau pindah ke Tumakal Kampung Surau, Tanjung Mas, Kec.Simpang Kanan, Aceh Selatan. Di daerah ini Syekh Abdurrauf Singkil di terima dengan senang hati dan ramah oleh penduduk setempat.
Di Tumakal, Kampung Surau, Tanjung Mas, Kec.Simpang Kanan ini lah Ibu dan Bapak beliau Berpulang kerahmatullah dan di makam kan disini. Kemudian Syekh Abdurrauf Singkil mengajar di Singkil, dan di Singkil inilah beliau berpulang Kerahmatullah dan bermakam di Desa Kilangan, Singkil, Aceh selatan.
Sekitar tahun 1361 H/1940 M Syekh Aluma Koto Tuo Bukittinggi berpesan dan beramanat kepada seluruh murid-muridnya di antara nya : Syekh Kiambang dan Buya Mata Air Pakandangan Pariaman, untuk menjelaskan Makam Syekh Abdurrauf Singkil karena sekarang masih belum di kenal luas oleh masyarakat.
“Karena ditakuti, akan bercampur aduk sejarah nya antara Syekh Abdurrauf singkil dengan Syekh Abdurrauf Kuala. Yang kita jelaskan sekarang adalah Syekh Abdurrauf singkil yaitu guru oleh guru kita Syekh Burhannudin yang bermakam di Ulakan, Pariaman. Sebagaimana yang di jelaskan di dalam PAWATIAH ( Bacaan beberapa Al fatihah yang di kirim kepada guru ) yang di dalam nya termasuk Syekh Abdurrauf singkil”.
Sekitar tahun 1394 H/1973 M, Buya Mata Air beserta murid nya pergi ziarah ke Makan Syekh Abdurrauf Kuala, Banda Aceh. Di waktu itu penjaga makamnya benama Angku Ibrahim, maka bertanya Buya Mata Air kepada Angku Ibrahim.
” Yang bermakam disini siapa?”
” Tharikat nya apa?”
” Anak nya laki-laki atau perempuan?”
Maka dijawab oleh penjaga makam:
” Syekh Abdurrauf Kuala”
” Tharikatnya Naksabandiyah”
” dan Anak nya laki-laki”.
Sekembali nya Buya Mata Air dari kuala, maka di panggillah murid-muridnya termasuk Ungku surau lubuak sungkai Pilubang dan Ungku Sutan Padang Alai. Buya Mata Air menjelaskan:
” Bahwa guru oleh guru kita Syekh Burhannudin yang bermakam di Ulakan bukan lah yang bermakan di Kuala TAPI gurunya adalah Syekh Abdurrauf singkil yang ber Tharikat Syatariyah, anak nya perempuan dan bertempat di desa Kilangan, Singkil”.
Jadi sekitar tahun 1407H/1986 M, Ungku surau lubuak sungkai Pilubang beserta rombongan pergi ke desa kilangan, singkil untuk menjajaki dan Memperbaiki Gobah nya Syekh Abdurrauf singkil. Maka di temui lah disana pemuka-pemuka masyarakat seperti; Bang Usman, Bang madin dan seorang Orang yang di tuakan disana yaitu Bapak Banjir Butar ( seorang pejuang 45 ) di waktu itu dia berumur sekitar 80 tahun.
Maka dapat lah kesepakatan antara Buya Mata Air dan warga Singkil untuk memperbaiki Makam/Gobah Syekh Abdurrauf singkil.
Setelah Gobah di bangun maka Buya Mata Air dan Ulama-Ulama dari Pariaman, Sumatera Barat pada umum nya ziarah ke Singkil tiap tahunnya sampai sekarang.
Tidak di ragui lagi bahwa Syekh Abdurrauf itu ada dua orang:
1. Syekh Abdurrauf Kuala yang bermakam di Kuala, Banda Aceh.
2. Syekh Abdurrauf Singkil yang bermakam di desa kilangan, Singkil.
Jadi Guru Syekh Burhanudin yang benar adalah Syekh Abdurrauf Singkil yang bermakam di desa Kilangan,Singkil.
Kemudian, dari nama Kampung Surau ini lah asal mula di ambil oleh Syekh Burhannudin untuk nama Surau untuk tempat pengajaran agama islam di daerah Minang Kabau oleh Syekh Burhannudin dan ulama-alama penerusnya.
Yth admin, ambo punyo photo asli kunjungan Buya Mato air ke kuala.
Kebetulan orang tua ambo ikut serta dlm rombongan.
SukaSuka
Sekali lagi, Syekh abdurrauf kuala bukan guru dari Syekh Burhannudin Tapi Syekh Abdurrauf singkil yang bermakam di desa kilangan, singkil.
SukaSuka
Assalamualaikum wr wb
Admin jejak Wali mohon info & akun khairunnas mengenai Buya Mato aia,
Karano kami sedang mancari silsilah, karano manuruik info kakek kami dr jalur ayah bagelar “mato aia” di daerah pariaman.
Wa 082387277299
SukaSuka
Silsilah keturunan atau ke ilmuan/ke guruan nya pak?
SukaSuka
Cerita kalau Syeikh Abdurrauf ada dua adalah cerita dikarang-karang tanpa ada bukti sejarah yg bisa dipertanggungjawaban. Saran ambo, berhentilah mendongeng dan memalsukan sejarah.
SukaSuka
Kami mendapat sejarah dari guru kami, Syakh mata air. Kalau anda berkata spt krn anda tidak mendapat sejarah dari guru/ulama.
SukaSuka
Mantap
SukaSuka
Sejarah yang kabur adalah kurangnya pengetahuan kita dan hanya tau dari orang orang yang tak tau sejarah itu sendiri. Makanya kita diwajibkan didalam Islam memiliki seorang guru mursyid yang bisa membimbing kita kehadirat Allah. Mencari guru mursyid pada jaman sekarang ini ibarat mencari jarum didalam tumpukan jerami. Kalau tidak merugilah kita didunia dan diakhirat. Salam buat semua saudara anak murid ibyiak mato aia.
SukaDisukai oleh 1 orang